Pada perayaan 10 tahun Orkes Taman Bunga lalu, kami mengundang dua orang peneliti untuk berbagi pandangannya mengenai praktik kami satu dekade terakhir. Ngobrol-ngobrol ini menurut kami penting untuk meninjau apa-apa yang telah kami lakukan, serta mendapat masukan-masukan dari sudut pandang mereka. Dua tamu kita tersebut adalah Esha Tegar Putra dan Rizqa Gumilang.
Rizka Gumilang (1986) atau biasa disapa Gilang adalah seorang peneliti yang memiliki ketertarikan dalam kajian budaya, khususnya mengenai musik-musik tradisi dan pengembangannya. Gilang merupakan lulusan ISI Padangpanjang, dan kini tengah menyelesaikan tugas akhirnya di Pascasarjana Antropologi, Universitas Andalas. Tesisnya membaca ulang praktik musik Orkes Taman Bunga baik dalam konteks pengembangan musiknya yang berangkat dari musik tradisi dan pengembangan populernya.
Esha Tegar Putra, pengarsip dan penulis kelahiran Solok, Sumatera Barat, 1985. Menyelesaikan sarjana di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan magister di Departemen Susastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia diundang dalam beberapa pertemuan penulis di antaranya, Ubud Writers & Readers Festival (2009), Utankayu-Salihara Bienal (Jakarta, 2011), Korean-Asean Poet Literary Festival (2009), Pertemuan Pengarang Indonesia (2012), Asean Literary Festival (2015), Literarure & Ideas Festival (LIFEs) Salihara (2017), dan melakukan residensi Komite Buku Nasional Indonesia di Sarajevo (2018). Buku puisinya terdahulu adalah Pinangan Orang Ladang (2009), Dalam Lipatan Kain (2015), Sarinah (2016), Setelah Gelanggang Itu (2020)
Diskusi berlangsung pada 26 Desember 2022 lalu di Show Koffie, Padang. ADa beragam pandangan menarik yang kami catat saat itu dan teman-teman bisa simak rangkumannya di video di bawah ini.