Skip to content

Sijobang (2014)

Karya ini dibuat pada tahun 2014, pertama kali kami tampilkan dalam agenda Temu Karya di Taman Budaya Riau, Kota Pekan Baru. Materi musik di atas adalah rekaman langsung pada saat pertunjukan tersebut. Karya ini adalah garapan khusus yang berangkat dari reportoar salah satu kesenian tutur tradisi Minangkabau, yakni “Basijobang” atau “Sijobang” yang berkembang di Payakumbuh, Sumatera Barat. Beberapa orang juga mengenal tradisi ini dengan sebutan “Basijontiak”.

Tradisi tutur ini juga dikenal sebagai kesenian vokal tradisi. Ia biasanya bercerita tentang kisah kasih yang tak sampai oleh berbagai persoalan adat ataupun status. Ia dilantunkan seperti pantun dan pola matrik dan melodi yang khas. Biasanya kesenian ini juga diiringi dengan kucapi (atau kecapi), beberapa praktik tradisi juga menepuk-nepuk kotak korek api sebagai pengatur beat dan memberikan kesan “kricik”.

Tradisi Basijobang adalah salah satu kesenian yang menginspirasi musik-musik kami. Garapan musik dalam durasi 11 menit 20 detik ini adalah karya spesial dari kami untuk pecinta musik dunia.

We made this work in 2014, for the first time we presented it on the agenda of Works Gathering (Temu Karya) in Riau Cultural Park, Pekan Baru City. The musical material above is a live recording of the performance. This work is a special work that base on  one of  Minangkabau traditional speech arts, namely “Basijobang” or “Sijobang” which developed in Payakumbuh, West Sumatra. Some people also know the tradition as “Basijontiak”.

This speech tradition is also known as traditional vocal art. He usually tells stories of unrequited love by indigenous issues or social status. It is sung like rhymes and a distinctive matrix and melody pattern. Usually this art is also accompanied by the kucapi (or kecapi), some traditional practices are also tapping the matchbox as a beat control and give the impression of “kricik”.

Basijobang Tradition is one of the arts that inspires our music. This 11 minute 20 second musical work is a special works from us for world music lovers.

Production Team

Musician: Sofwan, Leva Kudhri Balti, Hario Effenur, Fadli Inyiak, Rio Eka Putra,
Jumaidil Firdaus, Tony Juliano, Niko Felamonia, Hamzaini, Aznal Mad Hatari.
_

Production Manager: Albert Rahman Putra
Record: Ada Jhori / Temu Karya


Composer Orkes Taman Bunga
Produced by Taman Bunga Family

© 2014

Credit

Title: Sijobang
Duration: 11 Minutes 20 Second
Music by: Orkes Taman Bunga


Released by
Taman Bunga Family
November, 2014 

“Bungo dilingkung lauk api, ditiuk angin ka daratan, baunnyo sajo kumbang tangguang lai”

 

(bunga itu dikelilingi lautan api, ditiup angin ke daratan, hanya aromanya yang bisa kami kenang)

“Kudo bolang anak rang Taram, bolangnyo sampai ka dadonyo, bungo koh apo nan ditanam, kumbang lah mabuak sakotonyo lai”

 

(Kuda belang milik orang Taram, belangnya terus hingga ke dada, bunga apakah yang tuan tanam, kumbang-kumbang satu kampung mabung dibuatnya)

 

 

“Oh guruah sampaikan posan, baju baguntiang tak bajaik, talotak apo kah guno lai.”

(Wahai gemuruh sampaikanlah pesan ini, baju yang sudah digunting tiada dijahit, tergeletak tiada guna)

“Antimun di kabun lado, buahnyo banyak nan ka masak, usah digantuang lamo-lamo, sansai bak kayu mati togak lai”

 

(Buah mentimun di kebun cabe, banyak buahnya yang akan matang, usahlah digantung begitu lama, hancur seperti kayu mati berdiri)

“awak tumbuah musim talampau, rangkiang nan tinggi ka dicinto, ka sampai raso tak kan mungkin, lapuak di dalam niaik sajo”

(Kita tumbuh sementara musim berlalu, rangkiang/lumbung yang tinggi yang akan kita sayangi, rasa yang tidak akan mungkin sampai, lapuk di dalam niat saja)

Walau balain tampek diam, kanduang lah jadi darah dagiang, sajiwa nan balain tubuah, carai bak raso kamatian

 

(Walau berlain tempat berdiam, adik sudah menjadi darah daging, satu jiwa yang berlain tubuh, bercerai serasa kematian)